Saturday, April 19, 2014

Tips Agar Pentet Rajin Berkicau


Tips dan trik dalam merawat burung Pentet atau, cendet atau Toet atau bisa juga di sebut burung Punai atau burung Predator sangat beraneka ragam dalam memilih rawatannya.


Cara merawat Burung Cendet agar rajin berkicau beraneka ragam, menurut keyakinan dan kepercayaan masing-masing pehobies burung berkicau.

Cendet adalah burung sawah yang dapat menirukan suara burung jenis lain, karena itu pentet ini bisa dijuluki burung predator atau burung sawah yang sangat cerdas, aslinya suara burung ini kurang enak jika di dengar, tapi jika burung ini sudah atau dimaster dengan burung-burung berkualitas maka burung pentet ini akan semakin enak di dengar dan pandai membawakan lagu kicauan yang berkelas juga.

Memaster burung Cendet / Pentet atau Toet ini yang sangat cocok adalah cucak jenggot, cililin, lovebird, ciblek, kenari, gereja tarung atau jalak suren, jangkrik dan belalang, jika burung pentet ini sudah pandai menirukan burung master tersebut tidak heran burung Pentet ini mempunyai harga yang sangat Fantastis.

Berikut ini ada beberapa tips atau trik sederhana agar burung Pentet atau Cendet atau Toet rajin berkicau dan pandai menirukan suara burung jenis lainnya, 

·                     Jam 07.00 burung diangin-anginkan di teras. Jam 07.30 burung dimandikan (karamba mandi atau semprot, tergantung pada kebiasaan masing-masing burung).
·                     Bersihkan kandang harian. Ganti atau tambahkan Voer dan Air Minum.
·                     Berikan Jangkrik 4 ekor pada cepuk EF. Jangan pernah memberikan Jangkrik secara langsung pada burung.
·                     Penjemuran dapat dilakukan selama 1-2 jam/hari mulai pukul 08.00-11.00. Selama penjemuran, sebaiknya burung tidak melihat burung sejenis.
·                     Setelah dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut diteras selama 10 menit, lalu sangkar dikerodong.
·                     Siang hari sampai sore (jam 10.00-15.00) burung dapat di Master dengan suara Master atau burung-burung Master.
·                     Jam 15.30 burung diangin-anginkan kembali diteras, boleh dimandikan bila perlu.
·                     Berikan Jangkrik 2 ekor pada cepuk EF.
·                     Jam 18.00 burung kembali dikerodong dan di perdengarkan suara Master selama masa istirahat sampai pagi harinya.

PENTING
·                     Kroto segar diberikan 1 sendok makan maksimal 2x seminggu.
·                     Pemberian Cacing diberikan 1 ekor 2x seminggu.
·                     Berikan Multivitamin yang dicampur pada air minum seminggu sekali saja.


Wednesday, March 26, 2014

Jalak Suren Burung Penjaga Rumah


Burung Jalak suren diyakini mampu menjadi penjaga rumah yang handal. Burung jalak suren peka terhadap situasi sekelilingnya kemudian memberikan efek suaranya yang keras dan bervariasi sehingga jika dipelihara di rumah layaknya mempunyai anjing penjaga.

Jalak suren dalam bahasa ilmiah (latin) disebut sebagai Sturnus contra dan dalam bahasa Inggris disebut Asian Pied Starling atau Pied Myna.

Burung Jalak suren (Sturnus contra)
Burung dari famili Sturnidae ini dapat ditemukan hampir di seluruh Indonesia terutama di Pulau Sumatera, Jawa, dan Bali. Selain itu burung Jalak suren tersebar juga di berbagai negara seperti Bangladesh, Bhutan, Kamboja, China, India,Laos, Myanmar, Nepal, Pakistan, dan Thailand.
Burung Jalak suren (Sturnus contra) berukuran sedang sekitar 24 cm. Bulunya berwarna hitam dan putih. Bagian yang berwarna putih seperti dahi, pipi, garis sayap, tunggir dan perut. Sedangkan bulu di dada, tenggorokan, dan tubuh bagian atas berwarna hitam (coklat pada remaja).

Iris mata burung jalak suren berwarna abu-abu. Kulit tanpa bulu disekitar mata berwarna jingga. Paruhnya berwarna merah dengan ujung putih. Sedangkan kaki berwarna kuning. Suaranya seperti teriakan yang ribut, sumbang dan riang.

Biasanya burung yang hidup dalam kelompok kecil ini menghuni daerah terbuka dekat pemukiman di dataran rendah. Kebanyakan mencari makan di atas tanah, yaitu cacing dan satwa kecil lainnya. Bergabung dalam kelompok ketika beristirahat pada malam hari.
Khususnya di Indonesia, burung jalak suren (Sturnus contra) mulai sulit ditemukan di habitat aslinya. Burung ini malah lebih banyak ditemukan di pasar-pasar burung dan sebagai hewan peliharaan. Tidak heran lantaran burung yang satu ini termasuk burung favorit kicaumania (sebutan untuk para ‘pecinta’ burung).

Lantaran ketenarannya tidak heran burung jalak suren ditetapkan menjadi fauna identitas beberapa kabupaten di Indonesia seperti kabupaten Purbalingga dan kabupaten Tegal di Jawa Tengah.
Populasinya di alam liar tidak diketahui dengan pasti tetapi yang pasti burung ini oleh IUCN Redlist dikategorikan dalam status konservasi “Least Concern” atau “Beresiko Rendah”.
Bagi yang berminat menjadikan burung ini sebagai ‘anjing penjaga’ rumah ada baiknya memastikan jalak suren yang dibelinya merupakan hasil budidaya atau penangkaran. Toh, saat ini sudah banyak yang berhasil membudidayakan burung jenis ini. Ini tentunya demi terjaganya populasi jalak suren dan keseimbangan alam.